
Nia Ramadhani dan Ardi Bakrie Terlibat Kasus Narkoba
Dosen Komunikasi UI Ade Armando membeberkan fakta mengerikan di balik penangkapan Nia Ramadhani dan Ardi Bakrie terkait kasus narkoba. Ia menduga ada oknum yang sengaja mengorganisir narkoba untuk kalangan elite, termasuk Nia dan Ardi.
-
Tim WowKeren
- 13 Juli 2021
Wow Keren – Menyeret kasus narkoba Nia Ramadhani dan Ardi Bakrie menjadi mata publik. Apalagi status Ardi yang berasal dari keluarga konglomerat itu membuat keduanya mempertanyakan alasan sebenarnya penggunaan sabu.
Menurut Dosen Komunikasi UI Ade Armando, kasus narkoba Nia dan Ardi meninggalkan sesuatu yang penting. Kecantikan dan popularitas bukanlah segalanya. Namun baik Ardi maupun Nia harus terjerumus ke dalam lembah hitam narkoba.
“Bayangkan Nia nggak punya? Secara fisik bisa dibilang perfect. Dia punya suami yang tampan dan kaya, dia punya anak yang lucu dan sehat, dia punya segalanya,” kata Ade di kanal YouTube Cokro TV, Senin (12/12/2020). ). 7).
Ade Armando kemudian menyebut kasus lain yang tak kalah mengerikan dari penangkapan Nia dan Ardi karena narkoba. Ade mengatakan, hal ini lebih menakutkan, karena polisi mengaku telah menangkap sejumlah spesialis yang kerap memasarkan narkoba ke kalangan elite di Tanah Air.
Bukan tidak mungkin jika Nia dan Ardi membeli narkoba dari pemasok narkoba yang sengaja memasarkan barang haram tersebut hanya untuk kalangan elit. Mereka bahkan dikatakan memiliki peta persebarannya. Ade merinding mengetahui fakta ini karena tak menyangka ada orang yang sepertinya mengatur ini.
“Bayangkan, kalau ada orang-orang penting seperti menteri, penegak hukum, pimpinan partai, bisa dikuasai narkoba, tinggal menunggu waktu kehancuran negara ini. Ternyata Indonesia pasar yang menggiurkan, ada pasar yang menggiurkan. gerakan terorganisir, bukan tidak mungkin mereka memiliki agenda politik dan ekonomi untuk menguasai Indonesia,” jelasnya.
Apalagi di masa pandemi seperti sekarang ini, waktu Pemerintah dihabiskan untuk berkonsentrasi melawan virus Corona. Akibatnya bisa dikatakan pintu masuk narkoba menjadi lebih longgar.
Tak berhenti sampai di situ, polisi rupanya juga mengungkap adanya aliran besar narkoba dari Middle East Network. “Diduga hasil penjualan narkoba di Indonesia digunakan untuk membiayai terorisme di Timur Tengah. Apakah juga untuk membiayai di Indonesia? Belum jelas,” tambah Ade.
Namun dibalik itu semua, ternyata Ade juga menemukan ilustrasi menarik terkait penangkapan jaringan Timur Tengah di Jakarta Pusat. Mereka diamankan di Petamburan, dan Petamburan adalah lokasi markas FPI.
“Saya tentu tidak ingin menyimpulkan, tapi menarik untuk menyusun teka-teki. Karena ada upaya sistematis yang besar untuk menghancurkan Indonesia. Oleh karena itu, RI tidak boleh gegabah dalam mendukung BNN untuk mengambil sikap tegas dan menindak narkoba. ,” pungkasnya.
(minggu/lara)